Senin, 29 Oktober 2012

Iklan dan Kekerasan Simbolik

Oleh: Endah Murwani
Tanggal : 23 Okt 2012


Iklan ada dimana mana mengikuti kemana saja kita pergi sepanjang hari.

http://ahmedfikreatif.files.wordpress.com/2010/11/perang-iklan-telkomsel-vs-xl.jpg
 Contoh Iklan menggunakan Above The Line Media karena pemasangan Billboard biasanya diatas jalan mudah dilihat setiap orang yang lewat di jalanan tersebut dan biasanya pengiklan membayar dengan biaya mahal.

http://r2desain.files.wordpress.com/2011/08/brosur.jpg
Contoh Iklan menggunakan Below The Line Media dengan rupa brosur, dimana pengiklan lebih mudah menjangkau konsumenya dengan membagibagikan brosur serta dengan biaya yang lebih terjangkau.

Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari produk yang harus dijualnya, tetapi mencoba membuat bagaimana sifat/ ciri produk tersebut mempunyai arti bagi kita. Dalam konteks inilah iklan mendefinisikan image tentang arti tertentu yang diperoleh ketika orang menggunakan produk.

 Polly membagi fungsi komunikasi iklan menjadi 2:
1. Fungsi iklan Informasional, iklan memberitaukan kepada konsumen tentang karakteristik produk. Contoh iklan Verille menginformasikan kegunaannya untuk mengatasi jerawat bisa pada perempan atau laki-laki.

2. Fungsi Transformational, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola belanja, gaya hidup. misalnya dengan minum  Natur-E berarti anda telah menerapkan gaya hidup sehat.


Iklan Dalam Konteks Ilmuwan Sosial

Baudrillard : iklan adalah bagian dari sebuah fenomena sosial bernama  Consumer Society. Obyek dalam iklan tidaklah berdiri sendiri, melainkan dibentuk oleh sebuah sistem tanda . Citra melalui produksi  contoh Gubernur DKI Jakarta menggunakan baju kotak-kotak yang adalah ciri khas.

http://ahok.org/wp-content/uploads/2012/05/jokowi-ahok-kotak1.jpg
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Ahok telah membuat sebuah citra mereka yang adalah baju kotak-kotak merah. Karena mereka memakai baju kotak-kotak merah ini maka banyak yang mengikutinya dan membeli baju kotak-kotak merah. Dan semua orang yang memakai baju kotak-kotak merah dianggap sebagai pendukung mereka.


Analisis Baudrillard berkontribusi dalam mengembangkan analisa mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra pada masyarakat kontemporer.

Barthes menganalisa iklan sebagaimana layaknya seorang ahli linguistik. Barthes tertarik membongkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat image maupun teks ini dibongkar dengan terlebih dahulu menganalisa tanda0tanda yang mempresentasikan makna, dengan menggunakan semiotik sebagai kerangka analisis.

Iklan fokus pemikiran Hall dalam studi media masa mencakup hubungan antara produk budaya yang secara ideologis dikodekan dengan strategi.

Bagaimana Para Ilmuwan Memahami Iklan?

Menurut Hall iklan bagian dari produksi pesan/iklan sebahgai konstruksi dari subjektivitas.
Bourdieu menganggap sebagai reproduksi budaya (kekerasan simbolik) seluruh tindakan pedagogis baik itu yang diselenggarakan di rumah, sekolah, media atau dimanapun memeiliki muatan kekerasan simbolik selama pelaku memiliki kuasa dalam menentukan sistem nilai atas pelaku lainya. misalnya seorang anak ketika papa dan mamanya berkata "SALAH" maka secara spontan anak akan membenarkanya dan mengikutinya bahwa hal itu memang salah. Hal ini termasuk kekerasn simbolik.

Kekerasan simbolik iklan misalnya Iklan berkata setiap malam harus membersihkan wajah dan saya mengikutinya maka saya mengalami kekerasan simbolik.

Media dan iklan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis di kelas/ kelompok sosial tertentu. Arena iklan tidak hanya menjadi ajang kontestasi image simbolik produk yang ingin dipasarkan namun juga image simbolik realitas sosial secara luas.

Iklan akan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa mennciptakan sistem kategorisasi, definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas/kelompok dominan.

Image-image simbolik Iklan:
1. kebahagiaan
2. kehormatan
3. kecantikan
4. Gaya Hidup Modern

Proses penanaman nilai melalui iklan dapat membentuk habitus tentang sistem nilai, sehingga iklan tidak hanya menciptakan subjek yang dapat meregulasi diri terkait konsumsi produk namun juga subjek yang dapat meregulasi diri terkait klasifikasi dunia sosial, terjadi kekerasan simbolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar